Pameran Konstruksi Indonesia ini
merupakan agenda rutin yang diadakan setiap tahunnya. Diawali
keberhasilan pada tahun 2003 yang menjadi dasar pemikiran diadakannya
pameran Konstruksi Indonesia ini dari tahun ke tahun. Kegiatan ini
diselenggarakan dalam upaya menumbuhkan apresiasi serta kepercayaan
masyarakat terhadap kemampuan para pelaku konstruksi lokal dalam
menghasilkan produk-produk konstruksi bermutu dan dapat bersaing di
tingkat internasional.
Seperti diungkapkan Menteri Pekerjaan
Umum Joko Kirmanto, pameran Konstruksi Indonesia ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan di Indonesia kedepan.
“Jangan semata-mata dijadikan ajang pamer material konstruksi saja, tapi
juga dapat memberikan konstribusi nyata serta mewujudkan cita-cita pada
sektor konstruksi Indonesia agar memiliki daya saing tinggi dan
bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat”, ujar Joko kepada pers saat
meninjau lokasi pameran. Joko juga menambahkan, sektor konstruksi
nasional menempati urutan ke-6 dari 9 sektor utama penyumbang Produk
Domestik Bruto (PDB) Nasional.
Terkait pengiriman tenaga konstruksi untuk proyek di luar negeri, Joko berharap, masyarakat jasa konstruksi yang memproduksi tenaga-tenaga konstruksi untuk lebih meningkatkan kualitas tenaganya agar dapat bersaing dan dipandang positif dimata internasional. Selain itu, jasa konstruksi Indonesia juga dituntut siap menghadapi Liberalisasi Perdagangan Jasa agar mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Keberhasilan pembangunan konstruksi ditentukan oleh kinerja tenaga konstruksinya, sebab tenaga konstruksi merupakan ujung tombak berhasil tidaknya pembangunan tersebut. Untuk itu, Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI) sebagai asosiasi profesi yang mencetak tenaga-tenaga konstruksi ahli dan terampil dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas tenaga tekniknya melalui program-program pelatihan dan sertifikasi agar dapat mencetak tenaga-tenaga konstruksi kompeten. Setelah mengikuti pameran konstruksi ini ASTTI berharap masyarakat menjadi lebih percaya atas potensi yang dimiliki ASTTI dan bangga akan kemampuan tenaga konstruksi lokal agar dapat bersaing dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ini merupakan kali kedua ASTTI mengikuti pameran Konstruksi Indonesia, sebelumnya pada tahun 2009 ASTTI juga turut berpartisipasi pada acara yang sama. Ini membuktikan bahwa ASTTI tetap menjaga eksistensinya sebagai bagian dari masyarakat konstruksi Indonesia, serta menegaskan posisinya sebagai mitra Pemerintah dengan selalu mendukung program-program Pemerintah dalam bidang jasa konstruksi.
Sementara itu Kepala Badan Pembina Konstruksi Bambang Goeritno selaku Ketua Pelaksana Konstruksi Indonesia 2010 mengatakan, selain pameran konstruksi, rangkaian kegiatan Konstruksi Indonesia 2010 ini antara lain lomba foto konstruksi, lomba jurnalistik konstruksi, penghargaan konstruksi, serta seminar Federation Internationale des Ingenieurs Conseils (FIDIC) yaitu tentang standarisasai peraturan pengadaan jasa konstruksi secara internasional. ”Saya bangga karena pada rangkaian kegiatan Konstruksi Indonesia ini tidak hanya dikunjungi oleh pengunjung lokal saja, namun pengunjung dari mancanegara pun turut hadir, mudah-mudahan konstruksi Indonesia mendapat kepercayaan dimata internasional”, kata Bambang saat menutup acara Konstruksi Indonesia 2010. Hal ini dibuktikan dengan lebih banyaknya visitor yang mengunjungi pameran Konstruksi Indonesia 2010 berasal dari luar negeri yang merupakan pelaku jasa konstruksi skala internasional. Bambang juga berharap, mulai tahun depan penyelenggaraan Konstruksi Indonesia dapat diambil alih oleh para stakeholder sebagai wujud aspirasi dari seluruh masyarakat jasa konstruksi di Indonesia.
Terkait pengiriman tenaga konstruksi untuk proyek di luar negeri, Joko berharap, masyarakat jasa konstruksi yang memproduksi tenaga-tenaga konstruksi untuk lebih meningkatkan kualitas tenaganya agar dapat bersaing dan dipandang positif dimata internasional. Selain itu, jasa konstruksi Indonesia juga dituntut siap menghadapi Liberalisasi Perdagangan Jasa agar mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Keberhasilan pembangunan konstruksi ditentukan oleh kinerja tenaga konstruksinya, sebab tenaga konstruksi merupakan ujung tombak berhasil tidaknya pembangunan tersebut. Untuk itu, Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI) sebagai asosiasi profesi yang mencetak tenaga-tenaga konstruksi ahli dan terampil dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas tenaga tekniknya melalui program-program pelatihan dan sertifikasi agar dapat mencetak tenaga-tenaga konstruksi kompeten. Setelah mengikuti pameran konstruksi ini ASTTI berharap masyarakat menjadi lebih percaya atas potensi yang dimiliki ASTTI dan bangga akan kemampuan tenaga konstruksi lokal agar dapat bersaing dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ini merupakan kali kedua ASTTI mengikuti pameran Konstruksi Indonesia, sebelumnya pada tahun 2009 ASTTI juga turut berpartisipasi pada acara yang sama. Ini membuktikan bahwa ASTTI tetap menjaga eksistensinya sebagai bagian dari masyarakat konstruksi Indonesia, serta menegaskan posisinya sebagai mitra Pemerintah dengan selalu mendukung program-program Pemerintah dalam bidang jasa konstruksi.
Sementara itu Kepala Badan Pembina Konstruksi Bambang Goeritno selaku Ketua Pelaksana Konstruksi Indonesia 2010 mengatakan, selain pameran konstruksi, rangkaian kegiatan Konstruksi Indonesia 2010 ini antara lain lomba foto konstruksi, lomba jurnalistik konstruksi, penghargaan konstruksi, serta seminar Federation Internationale des Ingenieurs Conseils (FIDIC) yaitu tentang standarisasai peraturan pengadaan jasa konstruksi secara internasional. ”Saya bangga karena pada rangkaian kegiatan Konstruksi Indonesia ini tidak hanya dikunjungi oleh pengunjung lokal saja, namun pengunjung dari mancanegara pun turut hadir, mudah-mudahan konstruksi Indonesia mendapat kepercayaan dimata internasional”, kata Bambang saat menutup acara Konstruksi Indonesia 2010. Hal ini dibuktikan dengan lebih banyaknya visitor yang mengunjungi pameran Konstruksi Indonesia 2010 berasal dari luar negeri yang merupakan pelaku jasa konstruksi skala internasional. Bambang juga berharap, mulai tahun depan penyelenggaraan Konstruksi Indonesia dapat diambil alih oleh para stakeholder sebagai wujud aspirasi dari seluruh masyarakat jasa konstruksi di Indonesia.
Posting Komentar